Advertisement
PERI CINTA
puisi cinta Berjudul Peri Cinta
Gemericik air ditaman surga
Petikan harpa sang bidadari
Mengiringi lantunan takdir
Menyambut hadirnya bahtera cinta
Yang akan menjadi santapan maharaja
Hingga terciptanya mentari sebagai penerang
Ribuan bintang sebagai renda langit
Dan bulan sebagai lentera malam
Dengan sayap yang rapuh
Aku turun ke bumi
Ku taburkan kelopak-kelopak cinta
Di setiap bunga mawar yang bermekaran
Ku hadirkan warna-warni pelangi
Di setiap usai hujan
Dan ku kirim titisan kepedihan
Di setiap musim kekeringan
Duhai gadis belia,
Wajahmu elok nan rupawan
Budi pekerti mu luhur
Ku lepaskan busur panah cinta pertama ini kepadamu
Dan sambutlah senyum pangeran cintamu
Kesederhanaanmu menaburi ladang hati
Membuahkan cinta di pucuk kegersangan jiwa
Engkaulah jelmaan dewi sinta
Duhai gadis metropolitan,
Wajahmu bersembunyi di balik topeng rahwana
Hatimu di selimuti api kebencian
Ku lepaskan busur panah cinta kedua ini kepada mu
Dan sambutlah genggaman pangeran bermuram durja
Yang akan mengiringi tarian penderitaanmu
Engkau tak lebih rendah dari kayu api
Yang akan menjadi abu Dan tak pernah ada di mata dunia
Wahai insan-insan dunia,
Berkacalah pada genangan air hujan
Adakah pelangi di bola mata mu?
Ataukah jilatan api di sekujur nadimu?
Janganlah terpana pada kemewahan dunia yang sementara
Janganlah dibodohi oleh kepalsuan panggung sandiwara
Raga yang suci punya jiwa selaksa angin
Dan hati yang suci punya cinta seputih awan
Tubuhku mulai gontai diterpa badai
Lemah di sapa luka senja temaram
Aku di hantui jiwa-jiwa angkara murka
Namun jangan sebut aku peri cinta
Bila busur panah ku melesat salah alamat
Kan ku rombak seisi dunia ini
Hingga menjadi miniatur surga
Demi memenuhi amanah sang dewata
BY:Ayu Andhira
puisi cinta Berjudul Peri Cinta
Gemericik air ditaman surga
Petikan harpa sang bidadari
Mengiringi lantunan takdir
Menyambut hadirnya bahtera cinta
Yang akan menjadi santapan maharaja
Hingga terciptanya mentari sebagai penerang
Ribuan bintang sebagai renda langit
Dan bulan sebagai lentera malam
Dengan sayap yang rapuh
Aku turun ke bumi
Ku taburkan kelopak-kelopak cinta
Di setiap bunga mawar yang bermekaran
Ku hadirkan warna-warni pelangi
Di setiap usai hujan
Dan ku kirim titisan kepedihan
Di setiap musim kekeringan
Duhai gadis belia,
Wajahmu elok nan rupawan
Budi pekerti mu luhur
Ku lepaskan busur panah cinta pertama ini kepadamu
Dan sambutlah senyum pangeran cintamu
Kesederhanaanmu menaburi ladang hati
Membuahkan cinta di pucuk kegersangan jiwa
Engkaulah jelmaan dewi sinta
Duhai gadis metropolitan,
Wajahmu bersembunyi di balik topeng rahwana
Hatimu di selimuti api kebencian
Ku lepaskan busur panah cinta kedua ini kepada mu
Dan sambutlah genggaman pangeran bermuram durja
Yang akan mengiringi tarian penderitaanmu
Engkau tak lebih rendah dari kayu api
Yang akan menjadi abu Dan tak pernah ada di mata dunia
Wahai insan-insan dunia,
Berkacalah pada genangan air hujan
Adakah pelangi di bola mata mu?
Ataukah jilatan api di sekujur nadimu?
Janganlah terpana pada kemewahan dunia yang sementara
Janganlah dibodohi oleh kepalsuan panggung sandiwara
Raga yang suci punya jiwa selaksa angin
Dan hati yang suci punya cinta seputih awan
Tubuhku mulai gontai diterpa badai
Lemah di sapa luka senja temaram
Aku di hantui jiwa-jiwa angkara murka
Namun jangan sebut aku peri cinta
Bila busur panah ku melesat salah alamat
Kan ku rombak seisi dunia ini
Hingga menjadi miniatur surga
Demi memenuhi amanah sang dewata
BY:Ayu Andhira